Sebut saja namaku Teddy, nama panjangku Teddy Irawan, yang saat ini umurku 23 tahun, tinggilk 175 cm, panjang penisku 17 cm. Aku ingin menceritakan kejadian yang mana dalam kejadian ini saya melakukan hubungan seks dengan kakak pacarku yang bernama Desi yang berumur 23 tahun, memiliki bra berukuran 36, tinggi 170 cm, dan berat badan 60 kg serta pacarku Dewi yang berumur 21 tahun, tinggi 168 cm, berat 55 kg dan ukuran bra 34 C.
Kejadian yang kualami tersebut terjadi pada hari Minggu tanggal 20 April 2003 yang lalu. Pada waktu itu saya berniat mendatangi rumah pacarku untuk meminta jatah kepadanya dan juga karena pada malam minggunya saya ada acara bersama keluarga. Ketika saya sampai ke rumah pacarku di bilangan Pasar Minggu, menentukan pacarku sedang pulang kampung bersama orang tua dan adik-adiknya ke Palembang selama 16 hari karena kakeknya meninggal dunia dan yang ada di rumah hanya Desi (kakak perempuannya).
Setelah saya tahu bahwa pacarku tidak ada di rumah
akhirnya, aku kembali berpamitan kepada kakaknya. Namun kakaknya ingin mampir dulu ke rumah Kemana-mana
dan juga menemani dia main PS di rumah. Kebetulan waktu itu PS-nya ada di kamar Desi. ketika saya sedang asyik main, saya melihat ada sebuah
kotak bekas pembungkus sepatu, ketika saya buka saya kaget karena melihat isi
di dalamnya terdapat alat bantu seks yang berbentuk penis serta beberapa VCD
Porno keluaran Vivid USA. Kakaknya pada waktu itu tidak mengetahui bahwa saya telah
membuka kotak mainannya dan ketika saya ambil isinya serta saya cinta
kepadanya.. “Apa
ini Kak?”, seketika itu saya ekspresi mukanya yang langsung memerah. “Mau tahu saja kamu anak kecil”, perpustakaan.
“Achh bisa saja kamu”,
guntur.
“Kakak mau aku bantu gak?”,
tanya.
Tanpa menjawab langsung saja kusergap bibir seksinya
itu sambin kumainkan payudaranya. Setelah pelan-pelan itu menjalar masuk ke dalam
bajunya, pelan-pelan perutnya sampai ke dalam BH-nya serta memasukkan pukulan
ke dalam roknya sambil meraba permukaan CD-nya.
“Ted jangan Ted, aku ini kakaknya Dewi”.
“Kak Desi, aku ingin sekali
ML sama Kakak, apakah Kakak nggak mau ML sama aku?”, bertanya.
“Aku tidak apa-apa mau, tapi
aku malu kamu”, tapi bukan.
“Buat apa Kakak malu
denganku, dan juga di rumah ini gak ada orang lain yang tahu selain kita”,
jawabku.
Perlahan-lahan
aku mengajak dia menuju ranjangnya dan langsung saja kudekati dan kuremas payudaranya.
“Sabar
dong, Buka dulu bajumu itu” ujarnya. Kubuka
seluruh bajuku, kupeluk dan kucium pengalaman.
“Woww
penismu besar sekali dan panjang lagi, lebih mantap dari punyanya Mas Budi.”
Tanganku
meremas-remas payudaranya yang montok.
“Isap
doong”, pintanya”. aku mulai hidup.
“Achh,
Terus, nikmat Ted, oh, ayo”.
Aku
semakin bernafsu mendengar desahannya itu, sekitar 5 menit aku menikmati
payudaranya.
“Oh,
Sstt, Jilat Veggyku Ted”, Pintanya sambil gemetaran.
Bibirku
langsung menjilati selangkangannya. Lidahku
menjilati veggy-nya yang super becek. Saat
melihat pemandangan itu pada ujung lidahku, aku agak kaget karena lubang itu
selain mengeluarkan aroma mawar rasanya juga agak manis-manis, beda dengan
pacarku dan teman wanitaku yang aku jilat, sehingga aku menikmatinya.
“Ardgg,
arghh, enak banget Ted, gue jadi merinding rasanya dan sepertinya mau keluar,
gue suka banget nich, dan lidah elo enak bangeet Ted”.
“Iya
Kak, Teddy juga suka rasanya sekali, veggy Kakak manis banget rasanya”.
“Auu,
Auu, Teed..”
Terasa
ujung lidahku disemprotkan oleh sedikit cairan bersamaan dengan pantatnya yang
terangkat hingga menempelkan semua permukaan veggy-nya ke mukaku.
“Tedd,
tedd, Kakak keluar tedd”, Bibir veggy-nya yang sebelah kutarik perlahan dengan
bibirku, sambil kugigit dengan lembut. Dia
benar-benar menikmatinya.
“Aduh-aduh
enak banget Tedd”, Lidahku pun mengaduk-aduk lubang veggy-nya yang sudah basah
sekali.
“Tedd..
Sekarang tedd”, segera aku naik ke atas tubuhnya, dia juga sudah siap dengan
mengangkangkan menyambut kedatangannya Teddy Junior.
Perlahan-lahan
kugesek-gesek adikku di bibir veggy-nya, sengaja tidak langsung kumasuki lubang
veggy-nya, aku hanya menggesek-gesek. Dia
bertambah nafsu.
“Ted, ayo Ted, masukin Ted,
Kakak butuh Ted, ayo Ted”, Tangannya segera memegang batang juniorku dan segera
dibimbingnya masuk ke dalam lubang veggy-nya.
“Au, Ted, ujungnya gede
banget Ted”, ketika dia memegang ujung juniorku.
“Ini kan yang enak Kak, jadi
Kakak gak mau nich, ya sudah kalau gak mau gak usah dimasukkin”.
“Jangan Ted, mau Ted, mau
Ted, cuman takut aja karena pacar Kakak punyanya kecil dan pendek sekali”.
Akhirnya kumasukkan saja senjataku ke dalam veggy yang telah
merekah itu.
“Auchh, auu”, teriaknya ketika
adikku mulai masuk ke dalam memeknya, terasa seret sekali.
“Aduh, Ted, sakit, tapi
enak, sakitt, enakk”.
“Sakit apa enak Kak?”
“Tahulah Ted, ada sakit
sedikit dan enaknya bukan main rasanya, rasanya sampai ke ujung mulut rahimku
Ted”.
Pelan kuayun juniorku keluar masuk veggy-nya,
baru beberapa sodokan dia sudah menjerit.
“Tedd, tedd, Kakak keluar, tedd, auuhh,
auuchh..”.
“Yach, baru begitu saja sudah keluar”, jawabku.
Terasa sekali kepala adikku dihisap dan
dipelintir oleh veggy-nya yang enak sekali, terasa sekali otot veggy-nya masih
kencang, sambil kutusuk terus veggy-nya, aku tetap menghisap pentil susunya
yang begitu indah.
“Slrupp, slrupp..”, Terdengar setiap aku
menarik dan menekan veggy-nya.
“Kak gantian Kak, Kakak di atas yach”.
“Yach Ted, tapi ajarin yach”.
Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera
naik ke atas perutku dan dengan segera dipegangnya juniorku sambil diarahkan ke
veggy-nya. Kulihat veggy-nya indah sekali dengan bulu-bulu pendek yang membuat
rasa gatal dan enak waktu bergesekan dengan veggy-nya.
“Auu, enak banget Kak, veggy Kakak”.
“Sekarang gantian Teddy yang Kakak bikin enak yach”, katanya sambil memutar
pantatnya yang bahenol, rasanya batang juniorku mau patah ketika diputarnya
juniorku di dalam veggy-nya dengan berputar makin lama makin cepat.
“Auu, Kak, enak bangett Kak”.
Akupun bangun sambil mulutku mencari pentil
susunya, segera kukulum dan kuhisap.
“Ted.. Ted, ini bisa bikin Kakak keluar lagi
nich Ted, rasanya mentok sekali Ted”, memang dengan posisi ini terasa sekali
ujung juniorku menyentuh peranakannya.
“Ech.. Ech”, desahnya setiap kali aku menyodok veggy-nya.
“Ted.. Ayo Ted, Kakak mau keluar lagi nich”
“Tahan Kak saya juga mau keluar nich”.
Segera kugenjot memeknya dengan cepat. Dia
seperti kesurupan setiap dia naik turun di atas juniorku yang jepit oleh
veggy-nya.
“Kak, saya mau keluar Kak”.
“Ayo Ted Kakak juga mau nich”.
“Auu, Kakk”.
“Yach Tedd, Kakak juga mau keluar nich. Achh, Achh”.
Kupeluk erat dia sambil menyemprotkan semua
maniku ke dalam veggy-nya.
“Ted, aduhh enak banget Ted, teddy punya enak
banget”.
“Kamu punya juga enak Kak, bodoh benar pacar Kakak meninggalkan Kakak demi
pekerjaannya di laut, belum tentu 1 tahun dia bisa pulang”.
Dia pun segera rebahan di atas badanku, kami
berdua lemas, sambil tidur di atas badanku, kuelus terus dari kepala sampai ke
pantatnya dengan lembut.
“Makasih yach Ted, Kakak sudah
menahan nafsu”.
“Saya juga Kak”.
“Janji yach Tedd, Kakak mau
lagi lho kalau kamu memintanya kepada Kakak”.
“Siip dech Kak, tapi hati-hati
yach jaga rahasia kita berdua dari Dewi Kak”.
“Oke, Ted”.
Selama 16 hari tersebut kami
melakukan hubungan seks dengan kakak pacarku di rumahnya dan setelah itu kami
melakukannya di waktu senggang dan baik di luar maupun di hotel. Dan juga saya tidak lupa
meminta jatah kepada pacarku segera setelah dia pulang dari Palembang.