Aku bukan tipe wanita yang
senang kumpul-kumpul, ke kafe, hura-hura dan sebagainya. Hiburanku paling hanya TV,
telepon dan komputer. Aku sering chating untuk menghilangkan kejenuhanku. Dari chat Itulah aku mulai
mengenal yang namanya perselingkuhan.
Kepulangan suamiku yang hanya
empat-lima hari dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang. Dan tentunya sepintas
pelayanan.Tapi mungkin saya juga terpengaruh oleh teman-teman chatku.
Sebelum kenal chating, saya
tidak begitu peduli dengan kesepian. Namun setelah banyak bergaul, saya mulai merasa bahwa
selama ini hasrat birahiku tak terpenuhi.
Ronny adalah pria pertama yang
berselingkuh denganku.Usianya lima tahun lebih muda dariku dan sudah menikah. Tubuhnya cukup ideal dan aku
puas setiap hari dengannya. Namun kami tidak bisa sering-sering karena istri Ronny
bukan tipe wanita yang bisa dibohongi. Setelah Ronny aku pun semakin membuka diri dengan
menggunakan nick chat yang bikin penasaran. Beberapa pria mulai sering mengisi birahiku. Ada Ferry, manager sebuah
perusahaan kontraktor berusia 30 tahun yang lihai memancing birahiku. Lalu ada Dhani yang seumuran
denganku yang tidak pernah puas dengan pelayanan istrinya. Dan masih ada beberapa lagi.
Aku mulai mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Chris,
mahasiswa salah satu PTS di Jakarta yang usianya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu agak berbeda untuk
berkenalan dengannya karena usianya yang terpaut jauh sekali denganku. Namun Chris memberiku
pengalaman lain. Suatu ketika dia datang ke rumahku saat rumahku sedang sepi. Dan dengan gairah mudanya
yang menggelegak, Chris memberikan sensasi tersendiri. Apalagi dengan ‘Mr. Milik Happy yang king size. Tadi sangat menyenangkan. Aku pun jadi tertarik dengan
daun-daun muda yang bertebaran di chat room. Sampai akhirnya aku
mengoleksi sekitar 20 daun muda dengan usia antara 17-25 tahun yang keep contact
denganku. Memang
baru 4 orang dari mereka yang sempat denganku, namun yang lainnya tetap aku
kontak via telepon.
Hingga akhirnya lakukan
sebelumnya tahunku Agustus kemarin aku punya rencana yang belum aku. Aku mengontak 8 daun muda
yang kupilih untuk merayakan ulang tahun bersamaku. Pilihan pertama jatuh pada
Felix, siswa kelas 3 di salah satu SMU yang cukup terkenal di Jakarta Selatan.
“Halo tante..”, sapanya
ceria ketika aku menghubungi HP-nya.
“Ya sayang, Sabtu ini ada
acara nggak?” tanya tanpa basa-basi.
“Ya biasa tante, paginya
sekolah dulu”, sedikit manja.
“Tapi sorenya free kan,
tante ada acara nih..”, tanpa kesulitan Felix menyanggupi undanganku.
Selanjutnya Arga, mahasiswa
salah satu PTS di Depok. Tanpa kesulitan pula Arga menyanggupi undanganku. Kemudian Frans, salah
seorang instruktur di pusat kebugaran milik seorang binaragawan ternama di
negeri ini. Frans
juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan tubuh Frans yang tegap berotot
dan ukuran Mr. Happynya yang.. wow! Aku pernah sekali sekali dengannya dan aku sebelumnya
dengan Mr. Happy miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850ku.
Selanjutnya Dodi, siswa SMU di
salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan Jakarta Selatan. Lalu Stanley, mahasiswa PTS
ternama di daerah Grogol dengan sepupunya Jonathan yang juga kuliah di tempat
yang sama. Lantas
Rhino, gitaris di salah satu kafe di daerah Selatan. Dan terakhir tentu saja
Chris, daun muda pertamaku.Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya sehari
sebelum ulang tahunku.
Pagi-pagi sekali aku menitipkan
Juliet, anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. Aku beralasan ada reuni SMA
weekend ini. Setelah
itu mampir ke salah satu bakery di bilangan Hayam Wuruk untuk mengambil kue
ulang tahun pesananku. Kemudian saya langsung check in di suite room salah satu hotel
berbintang di daerah Thamrin. Di kamar aku segera periksa kembali daun-daun mudaku
untuk memastikan kehadiran mereka. Semua beres, mereka akan hadir sekitar jam 5 sore.
Sekarang baru jam 11 siang. Cukup lama juga sampai jam 5
sore nanti. Sambil
tiduran di ranjang aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Kok malah jadi horny. Aku mondar-mandir di kamar
tak karuan. Untuk
mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, menghabiskan makan siang di restoran
hotel tersebut Di salah satu meja, aku melihat 5 orang wanita seusiaku dan 1 orang
pria yang wajahnya masih imut sekali. Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil ngobrol
dan tertawa-tawa. Sama akhirnya menyadari kehadiranku, sampai salah seorang dari
wanita-wanita itu beradu pandang denganku. Dia memberitahu yang lain, dan si cute melambai ke
arahku. Aku
tersenyum dan membalas lambaiannya.
Selesai makan, aku mendapat selembar memo dari salah seorang
pelayan. Aku
membaca isi pesannya, “DANIEL, 0856885— PLZ CALL ME”. Aku tersenyum. Sampai di kamar, aku
menghubungi nomor tersebut.
“Halo..” terdengar ribut
sekali di ujung sana.
“Halo, Danil?” bertanya
“Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu
lagi.
“Aku dapet memo dari kamu..”
“Ohh.. iya, nama kamu
siapa?” kami
berkenalan, dan ternyata Daniel adalah si cute yang aku lihat di resto bersama
5 wanita tadi.
Dan aku terkejut sekali
setelah mengetahui bahwa Daniel juga sedang merayakan ulang tahun hari ini. Dia juga terkejut setelah
kubilang bahwa aku juga akan merayakan ulang tahun di sini. Kemudian Daniel mengundangku
untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di bawah.
kebetulan! Sambil mengisi waktu nggak
ada salahnya pemanasan dulu. Ruang keluarga yang disewa Daniel penuh dengan balon
aneka warna. Kelima
wanita yang tadi ada di situ. Salah satunya adalah adik maminya Daniel, dan yang lain
teman-temannya. menonjolkan Daniel ‘dipelihara’ sebagai gigolo oleh kelima wanita
tersebut. Candra,
adik maminya Daniel adalah wanita pertama yang mengenalkan anak itu ke dalam
dunia seks. Lalu
ada Shinta dan Melly, teman kerja Candra, serta Yuni dan Liana, teman aerobik
Candra. Dan
hari itu mereka berlima merayakan untuk merayakan ulang tahun Daniel di kamar
tersebut sejak tadi malam.
Tepat jam 12 tadi malam Daniel
menirima suapan ulang tahun dari mulut wanita-wanita itu secara bergantian, dan
jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas birahi bersama. Acara kali ini semacam
games, dimana Daniel dalam keadaan telanjang bulat dengan mata tertutup di atas
ranjang dengan penis yang tegak. Kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis
Daniel ke dalam vagina mereka, dan saat itu Daniel harus menebak, siapa yang
sedang menindihnya. Jika benar, Daniel mengizinkan melepaskannya dan melepaskan birahinya
dengan wanita yang tertebak. Tapi kalau salah, wanita tersebut akan menyodorkan
vaginanya ke mulut Daniel, dan anak itu harus memuaskannya dengan lidahnya.
Aku menyaksikan permainan yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka bermain. Kadang aku senyum-senyum ketika Daniel salah menebak. Anak itu lihai sekali melakukan oral seks, sudah 3 wanita yang klimaks akibat permainan lidahnya. Aku menikmati permainan itu, yang ujung-ujungnya mereka kembali berpesta sex berenam. Candra mengajakku bergabung.
Sebetulnya aku agak
tertarik, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks dengan melibatkan
wanita lain. Namun
aku ngiler juga melihat tubuh Daniel yang cukup oke, apalagi dengan penisnya
yang wow! Lumayan
juga buat pemanasan.
Aku sempat dua kali klimaks di pesta mereka.
Yang pertama dengan Daniel, dan yang kedua..ehm, saat oral sex dengan Liana.
Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika merasakan kulit tubuhku bersentuhan
dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat menyentuh bagian-bagian sensitif.
Namun gairah birahi yang menyala-nyala dapat membuatku melupakan semua rasa
risau tersebut. Akhirnya aku sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita
itu.
Sayangnya menjelang jam 5 aku harus selesai
lebih awal, kerena sebentar lagi orang-orang yang akan merayakan ulang tahunku
akan datang. Padahal aku baru saja menikmati permainan mereka. Aku pun pamit,
namun sebelum kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung
dengan pesta ulang tahunku nanti malam. Mereka setuju, terutama kelima wanita
tersebut karena mendengar ada 8 daun muda yang kuundang untuk memuaskan
hasratku.
Masih kurang lima menit, aku menunggu
sendirian di kamar yang luas tersebut. Frans yang pertama kali datang. Pria
bertubuh tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy birthday.
Dengan gaya jantannya Frans bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa, namun
aku menahannya.
“Ntar Frans, tunggu yang lain..”, kataku.Wajah Frans terlihat bingung.
Aku pun menjelaskan rencana ulang tahunku kepadanya. Pria itu tertawa
terbahak-bahak
“Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Frans. Aku tersenyum.
Tak lama kemudian Chris datang. Anak itu
terkejut mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun kembali menjelaskan
rencanaku kepadanya. Chris sampai geleng-geleng. Lalu Felix dan Dodi datang
secara bersamaan dengan raut wajah keduanya yang sama-sama bingung. Chris dan
Frans tertawa-tawa melihat kebingungan mereka. Kemudian Stanley dan Jonathan
juga datang bersamaan, namun mereka tidak terlalu kaget karena aku sering
bermain bertiga dengan mereka. Lalu Arga, dan terakhir Rhino.
Lengkaplah sudah. Aku mengajak mereka ke
sauna untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka agak risih. Mungkin
mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama pria dalam
keadaan telanjang. Hanya Stanley, Jonathan, Frans dan Chris yang bisa menguasai
keadaan. Yang lain masih terlihat agak nervous.
Selesai bersauna, aku mengeluarkan anggur
yang kubawa dari rumah tadi. Anggur itu sudah kucampur dengan obat perangsang
dan obat kuat konsentrasi tinggi. Aku jamin siapa pun yang meminumnya mudah
sekali terangsang dan dapat bertahan lama. Aku memberikan mereka satu persatu.
Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum. Oya, semenjak dari
sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang ditutupi pakaian. Kami sudah
bertelanjang bulat.
Kami terus ngobrol-ngobrol sambil aku
menunggu reaksi obat tersebut. Sekitar setengah jam kemudian mereka mulai
menunjukkan gejala-gejala terangsang. Beberapa bahkan penisnya mulai mengeras.
Aku mencoba membakar gairah mereka dengan menjamahi tubuhku sendiri. Sambil
minum kuusap-usapkan tanganku ke seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan
kuusapi permukaan vaginaku. Aku tertawa dalam hati. Dari tingkah laku dan
ekspresinya, jelas sekali kalau birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak
ada yang berani memulai, sampai Chris yang duduk di dekat kakiku memberanikan
diri menyentuhku. Frans ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Felix, dan
akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! The party has just begun.
Aku asyik berciuman dengan Frans dengan panuh
nafsu, sementara Arga dan Dodi menjilati kedua payudaraku. Tangan kiriku asyik
mengocok penis Felix sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan Chris. Lidah
Jonathan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri.
Sementara Stanley dan Rhino melengkapi kenikmatan dengan menjelajahi daerah di
bawah perut dengan lidah dan jari-jari mereka. Ahh.. baru kali ini aku
merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap jengkal tubuhku rasanya dimanja
dengan sentuhan mereka.
Kami pun bertukar-tukar posisi. Hampir dua
jam kami melakukan fore-play tersebut. Chris yang pertama berhasrat menembus
lubang vaginaku. Sambil bersandar di dada Frans yang bidang, sementara Stanley
dan Felix asyik mencumbui tubuhku yang terawat, aku menerima kenikmatan yang
diberikan Chris. Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya. Penisnya yang
memang berukuran besar terasa memenuhi vaginaku. Setelah Chris, gantian
Jonathan yang menghujamkan penisnya yang bertindik mutiara itu ke dalam
vaginaku.
“Ahh.. ahh.. terus Jo.. aaahhh..”, aku mulai mendesah merasakan bola mutiara
itu memijit-mijit dinding vaginaku.
Uhh.. nikmat sekali. Daun mudaku yang satu
ini memang kreatif sekali mendandani penisnya. Suatu kali saat aku berkencan
dengannya, Jonathan memasang sepuluh anting-anting kecil yang terbuat dari
silikon di sekeliling leher penisnya. Hasilnya..wow, aku mengalami multi
orgasme hingga 17 kali berturut-turut.
Saat itu hampir aku kehabisan nafas. Seperti
biasa saat aku main dengan Jonathan, Stanley kumat gilanya. Penis Jonathan yang
berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Stanley menambahnya dengan
menghujamkan penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan Jonathan ke dalam
vaginaku. Akkhhh.. nikmatnya! Aku sampai menggigit tangan Felix yang sedang
memelukku.
“Ahh.. ahh.. ooohhh..”, birahiku semakin memuncak.
Saat itu Rhino langsung menyumpal mulutku
dengan penisnya yang belum disunat itu. Mmm.. nikmat sekali. Aku mengulum dan
memainkan ujung penis Rhino yang kenyal. I like this.. aku menggigitinya
seperti permen karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin
memuncak. Dan..ahhh, aku pun mencapai orgasmeku.
Jonathan dan Stanley mencabut penis mereka
pelan-pelan. Kemudian gantian Stanley yang memasukkan penisnya yang basah itu
ke dalam mulutku.Di bawah, Frans kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya
lincah menari-nari membangkitkan kembali gairahku hingga birahiku kembali naik.
Lantas dituntaskannya dengan penis supernya tersebut. Ahhh.. nikmatnya.
Kami terus berpesta, bergumul dan
berganti-ganti posisi. Tanpa terasa malam hampir mencapai pukul 12. Artinya
sebentar lagi hari ulang tahunku akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah menyelimuti
kami dari pesta sejak sore tadi. Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas
ketegangannya di tengah-tengah tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil.
Akhirnya alarm handphoneku yang sengaja
kupasang, berbunyi. Now it’s the time! Tepat jam 12 aku mengeluarkan kue ulang
tahun yang kubeli tadi siang dari dalam lemari es, kuletakkan di atas meja.
Kedelapan daun mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut. Acara potong kue pun
dimulai. Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada Chris
yang berdiri di sebelahku. Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan mulutku.
Kemudian potongan kedua kuberikan pada Frans dengan cara yang sama. Lalu
berturut-turut Stanley, Jonathan, Arga, Dodi, Rhino dan terakhir Felix.
Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya
beberapa botol anggur yang telah kuberi obat perangsang tadi. Selesai makan,
atas ide Frans aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri
sisa krim dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas, kedelapan
daun mudaku melumat tubuhku dengan lidah mereka. Ahh.. nikmat sekali rasanya.
Aku merasa seperti ratu yang dimanja gundik-gundiknya.
Mereka tak hanya menjilati, tapi juga
mencumbui seluruh permukaan kulitku. Sshh.. oohhh.. Felix memang pintar sekali
menjelajahi payudaraku. Anak itu berduet dengan Arga melumat payudara dan
puting susuku. Frans, Rhino dan Chris asyik berebutan mengeroyok vagina dan
pantatku. Uhhh.. rasanya vaginaku ingin meleleh dibuatnya. Sudah 8 kali aku
orgasme dengan permainan ini, namun mereka terus asyik melumat tubuhku tanpa
henti. Gila, obat perangsang pemberian salah seorang temanku itu memang top
banget.
“Sshhh.. ooohhh..”, untuk yang ke-9 kalinya aku mencapai orgasme.
Karena tak tahan aku pun bangkit. Tubuhku
sudah basah oleh air liur mereka. Aku melirik ke jam di handphoneku. 00:57.
Sebentar lagi Daniel dan tante-tantenya akan kemari.
“Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun mudaku untuk
mengirim SMS ke Daniel.
Tak lama kemudian anak itu membalas.
“Yup, confirm! Mereka sedang di lift dan sebentar lagi akan tiba.”
“Ok sayang.. kalian semua betul-betul hebat. Tante senang sekali merayakan
pesta ulang tahun seperti ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya surprise buat
kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.
Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.
“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Chris.
Aku mengecup bibir anak itu.
“Liat aja bentar lagi”, jawabku.
Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu
kamar berbunyi. Aku segera memakai kimono dan menghampiri pintu.
“Happy birthday Tasha..” Daniel dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan
semua pria yang ada di dalam kamarku.
Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka. Melihat kedelapan daun mudaku
yang tanpa busana, kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa
basa-basi.
“Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka.
Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung
mencari pasangan dan memilih tempat masing-masing untuk melepas birahinya. Aku
menghampiri Daniel yang masih berpakaian lengkap.
“Sayang.. sekarang saatnya kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante
ingin menikmati tubuh kamu sendirian.. mmm.. mmm..”, desahku seraya mencium
bibir Daniel.
Pria macho itu langsung menggendong tubuhku
dan membawaku ke bathroom. Daniel mendudukkanku di atas meja wastafel, dan kami
pun melanjutkan ciuman kami. Tanganku lincah melucuti kemeja yang membungkus
tubuh Daniel. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My God! Untuk kesekian
kali aku mengagumi tubuh kekar Daniel yang putih itu.
Aku mendekap tubuhnya hingga dadanya menempel
ketat di payudaraku. Ssshh.. hangat sekali. Daniel menciumi leher dan bahuku
habis-habisan. Gairahku kembali naik. Dengan lembut Daniel mendorong tubuhku
hingga setengah berbaring di atas wastafel tersebut. Kemudian dengan liar anak
itu menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahhh.. dia pintar sekali mencumbui
puting susuku.
Sementara sebelah tangannya mengusap-usap
permukaan kemaluanku. Kedua tanganku sampai meremas rambut Daniel untuk menahan
kenikmatanku. Daniel membasahi jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian
dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang vaginaku.
“Sshhh.. ooohhh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.
Daniel melirik ke wajahku yang sedang berekspresi seperti orang ketagihan.
Bibir, lidah dan giginya tak henti-henti mencumbui puting susuku. Daniel memang
lihai sekali memainkan tempo.
Tak sampai lima belas menit, jari-jari Daniel
berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk dan mencium anak itu. Kemudian gantian
aku yang turun ke bawah untuk menikmati penisnya yang aduhai itu. Gila, masih
lemesnya aja segini, gimana udah tegang nanti. Penis Daniel yang tidak disunat
itu terlihat lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati
sekeliling penis anak itu. Daniel meremas rambutku dengan penuh nafsu.
Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya
yang besar itu. Uhhh.. gila besar sekali. Sampai pegel lidahku menjilatinya.
Sesekali Daniel menggesek-gesekkan batang penisnya itu ke mulutku dengan gemes.
Aku semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis Daniel.
“Mmm.. mmm.. enak sekali.”
Aku mengulum ujung penis Daniel yang kenyal,
dan menarik-nariknya seperti permen karet. Anak itu sempat bergidik menahan
nikmat. Sambil mengulum ujungnya, kedua tanganku memainkan batang penisnya yang
sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku semakin lincah dan liar.
Akhirnya penis Daniel mencapai ukuran
klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis. Aku mengukurnya dengan jariku.
Gila, nyaris dua jengkal tanganku. Kayaknya tadi waktu party bareng
tante-tantenya nggak segede ini. Makan apa sih ni anak. Penis Daniel sudah
keras, kepalanya sudah menyembul dari balik kulitnya dan urat-urat yang perkasa
mulai menghiasi sekeliling batang penisnya.
Daniel mengusap-usapkan penisnya ke sekujur
wajahku.
“Ahhh.. nikmat sekali.” Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya.
Sambil berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi nungging. Perlahan-lahan
Daniel menyelipkan batang penis jumbonya itu ke dalam liang vaginaku.
“Aahhh..” aku merasa seperti seorang perawan
yang baru menikmati malam pertama.
Penis Daniel terasa sulit menembus vaginaku. Pelan-pelan Daniel menusukkan
semakin dalam, dan.. akhirnya penis Daniel amblas ke dalam vaginaku. Uhhh..
rasanya ketat sekali di dalam.
“Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak banget nih..ahhh..”, Daniel
mendesah ditelingaku.
Pelan-pelan Daniel mulai memaju-mundurkan
penisnya.
“Ohh..ohhh..ooohhh.. nikmat sekali.”
Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku.
“Aahhh.. ahh.. Daniel.. aahhh.. enak sekali sayang.. aahhh..”, Aku merasakan
tubuhku akan meledak menahan rasa nikmat yang luar biasa. Baru kali ini aku
merasa seperti ini.
Dan tak lama kemudian aku pun mencapai
klimaks. Ahhh.. Daniel mencabut batang penisnya dari vaginaku. Gila, anak itu
masih cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk tubuh kekarnya, sambil
menciumi dadanya yang bidang.
“Gila, kamu hebat sayang.. mmmhhh..”, desahku seraya melumat bibirnya.
Daniel lalu menggendong tubuhku dan dia mulai
melumat payudara dan puting susuku. Ahhh.. asyik sekali.
“Tante.. aku mau sambil berdiri ya..”, desahnya.
Aku mengangguk. Tanpa kesulitan Daniel kembali meyelipkan batang penisnya yang
masih keras ke dalam vaginaku yang sudah becek. Oohhh.. kami bermain dengan
posisi berdiri. Berat badanku membuat penis Daniel menancap semakin dalam.
Nikmat sekali rasanya.
Entah berapa kali aku dan Daniel saling
melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas karena terlalu sering
orgasme. Daniel yang masih stay cool duduk di atas toilet, sementara aku duduk
di pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di dadanya yang bidang.
“Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung
Daniel.
Anak itu tersenyum sambil mengusap rambutku.
“Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Daniel
sedikit takjub.
Aku mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.
“Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku
dengan nada bercanda.
Daniel tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Daniel. Aku
sampai geleng-geleng mendengar ceritanya.
Di usianya yang masih semuda itu ternyata
pengalaman seksualnya jauh lebih banyak dari padaku. Dengan segala kelebihan
fisik yang dimilikinya, anak itu seringkali menyelesaikan persoalan dengan
rayuan dan pesona bercintanya. Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan
PR-nya dan Daniel membayarnya dengan memberi kenikmatan birahi pada si cewe
itu. Kemudian tantenya yang kepergok berselingkuh di salah satu restoran, juga
merelakan tubuhnya dipuaskan Daniel sebagai imbalan tutup mulut. Bahkan sampai
wali kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela membubuhkan nilai 9 di
raport Daniel dengan imbalan pelayanan birahi yang memuaskan dari anak itu.
“Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada
berisik banget deh..”, ajak Daniel tiba-tiba
Aku mengangguk setuju. Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik
sekali. Suara lenguhan, desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat
aku berpacu nafsu dengan Daniel di kamar mandi tadi. Betapa terkejutnya aku
ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan yang selama ini hanya dapat
aku nikmati lewat blue film.
Para daun mudaku tersebar di berbagai sudut
asyik berbagi kenikmatan dengan tante-tantenya Daniel Jonathan dan Stanley yang
selalu kompak asyik memuaskan Shinta di salah satu sofa. Arga, Rhino dan Dodi
juga sibuk menggumuli Melly, yang paling cantik dan seksi di antara
wanita-wanita itu. Sementara Candra bagai seorang ratu tergolek di atas
ranjang, sementara Chris dan Felix dengan buas menggeluti tubuhnya yang memang
mulus. Si macho-ku Frans rupanya yang jadi favorit sampai Yuni dan Liana
berebut menikmati Mr. King-nya.
Aku geleng-geleng melihatnya seraya memeluk
tubuh Daniel yang ada di sebelahku. Inikah yang namanya orgy? Betul-betul gila.
Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi sefantastis ini. Aku dan
Daniel pun bergabung dengan mereka. Entah berapa jam lamanya aku larut dalam
pesta gila itu, kami berganti-ganti pasangan seenaknya. Entah sudah berapa kali
kami orgasme. Namun khasiat obat perangsang yang kubawa itu memang luar biasa.
Stamina kami seperti tak ada habis-habisnya.
Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh Candra
yang punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin membuat game seperti yang
dilakukannya pada Daniel sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu saja aku
setuju. Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas ranjang. Kepalaku rebah di
atas bantal, mataku tertutup, sementara kedua tanganku diikat. Kedua pahaku
kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai. Pria-pria yang ada di situ secara
acak akan memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku. Jika aku bisa menebak
siapa yang sedang beraksi, aku boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku
dengan pria tersebut. Namun jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis
pria tersebut sampai dia orgasme.
Suasanya sunyi senyap. Penis pertama mulai
menyusup perlahan ke dalam lubang vaginaku. Aku berharap penisnya Jonathan,
karena mudah sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus masuk ke dalam liang
vaginaku. Ups.. tidak ada aksesoris apa-apa. Berarti bukan Jonathan. Siapa ya?
Aku jadi penasaran. Penis itu sudah amblas seluruhnya kedalam vaginaku. Ughh..
nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel untuk memancing desahan pria itu.
Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara Shinta, Melly, Candra, Yuni dan
Liana yang berah-uh-ah-uh mengacaukanku. Ah.. aku betul-betul bingung.
“Stanley?” tebakku.
Wanita-wanita itu cekikikan. Sang pria sama sekali tak bersuara. Tiba-tiba
tubuh pria tersebut menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya.
Dibukanya tutup mataku.
“Aww.. Chris!”, teriakku.
Gimana aku nggak bisa ngenalin sih. Dasar. Mereka semua tertawa. Sebagai
konsekuensi, aku harus mengulum penisnya sampai anak itu orgasme.
Permainan terus berlanjut. Berkali-kali aku
gagal. Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa menebak. Padahal kadang salah
seorang dari mereka beraksi lebih dari satu kali. Tapi aku tetap tidak
mengenali. Sialnya Jonathan malah melepas aksesoris yang menjadi ciri khasnya.
Huh.. Tapi aku senang. Bukan Tasha namaku kalau tidak mengenali penis si macho,
Frans. Aku langsung menjerit keasyikan begitu tahu tebakanku tepat. Dengan cool
Frans melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton oleh yang
lain.
Setelah orgasme, permainan dilanjutkan.
Berikutnya ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang penisnya bisa membuatku
merasa seperti perawan. Ughhh.. nikmat sekali saat penis super besar itu amblas
di dalam vaginaku. Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba mengulur waktu
sebentar. Nikmat sekali penis ini. Aku melakukan kegel berkali-kali, hingga
tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang kental di dalam vaginaku. Si
pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku bisa mendengar suara gumaman heran
orang-orang yang ada di situ.
“Gotcha Daniel!”, seruku sambil tersenyum
penuh kemenangan. Yang lain berteriak heboh. Daniel pun langsung membuka tutup
mata dan tali yang mengikatku.
“Tante curang ih..”, rajuknya manja.
Aku tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami
pun bercumbu sambil disaksikan yang lain. Tak butuh waktu lama untuk
mengembalikan birahi Daniel setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi. Dengan
gayanya yang buas, Daniel membuat kami orgasme bersama.
Permainan itu berlangsung sampai menjelang
pagi. Setelah semua selesai, Daniel dan tante-tantenya pamit untuk kembali ke
kamarnya. Sementara aku juga mau istirahat. Kami pun tertidur pulas sekali.
Lewat jam dua belas kami baru bangun. Satu persatu daun mudaku pamit pulang,
hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang besar itu. Sambil berdiri di pintu,
aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan. Botol-botol minuman
berserakan di mana-mana, begitu juga krim-krim bekas kue.
Posisi kursi, meja dan sofa sudah nggak
jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan. Tapi aku merasa puas sekali.
Betul-betul pesta ulang tahun yang berkesan. Dan yang lebih berkesan lagi aku
dapat daun muda baru, Daniel.Sejak kejadian itu, aku menjadi akrab dengan
Daniel dan juga tante-tantenya. Aku jadi bersahabat karib dengan Candra. Dan
dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan malam.
Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku
mulai sering ikut acara-acara gila yang diadakan Candra dan teman-temannya.
Februari kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak ada
suami sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Juliet pun kuserahkan
dengan ikhlas pada suamiku.
Dan kini aku semakin bebas tanpa adanya suami
dan anak. Aku bisa keluar rumah sesukaku dan ikut acara-acara gilanya Candra.
Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah untuk acara-acara tersebut, karena
rumah peninggalan suamiku ini memang besar sekali. Aku pun juga bebas
mengundang daun-daun mudaku ke rumah untuk memuaskanku kapan saja aku mau.